Peningkatan Kualitas Dosen Pembimbing Lapangan Melalui Program Penugasan Dosen di Sekolah

Main Article Content

Tity Kusrina
Sri Adi Nurhayati

Abstract

UU Nomor 4 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa untuk menjadi guru yang professional membutuhkan proses yang lama, terprogram dan terencana dengan baik. Profesionalisme pendidik juga diatur dalam PERMENDIKNAS No  16 tahun 2007. Menurut PERMENDIKNAS No  16 tahun 2007, seorang guru yang professional harus mempunyai kompetensi pedagogic, kepribadian, sosial dan professional. Untuk mewujudkan proses yang dimaksud dalam UU Nomor 4 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PERMENDIKNAS No  16 tahun 2007, maka pemerintah mengadakan program Pendidikan Profesi Guru. program Pendidikan Profesi Guru diharapkan dapat menjadi sarana terpenuhinya kebutuhan guru yang memiliki standart kualifikasi guru professional baik di dalam kelas dan atau di luar kelas. Penugasan Dosen di Sekolah juga menemui kendala 1) Keberagaman peserta didik memunculkan kesulitan memahami keberagaman kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, 2) Sulitnya sinkronisasi jadwal guru dan dosen karena kesibukan masing-masing, 3) Penataan ruang belajar (kelas) menyulitkan saat dibutuhkan sesi diskusi, 4)Peserta didik yang istimewa membutuhkan penanganan yang istimewa pula. Rencana kegiatan yang akan dilakuan dalam  program Penugasan Dosen di Sekolah adalah: 1) Menyusun, membuat media pembelajaran yang menarik, kekinian, 2)Keberagaman adalah anugerah, menemukan kesulitan belajar peserta didik menggunakan daftar cek masalah, 3)Mengatur jadwal kegiatan masing-masing (guru dan dosen) agar bisa sinkron, 4)Bekerja sama dengan ahli lain

Article Details

Section
Articles

References

Bauer, J., & Prenzel, M. (2012). European Teacher Training Reforms. Science, 336(6089), 1642-1643. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/41585144

Chan, C. (2013). "Assimilationism" versus "Integrationalism" Revisited: The Free School of the Khong Kauw Hwee Semarang. Sojourn: Journal of Social Issues in Southeast Asia, 28(2), 329-350. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/43186963

Hanushek, E., & Rivkin, S. (2010). Generalizations about Using Value-Added Measures of Teacher Quality. The American Economic Review, 100(2), 267-271. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/27805002

Hill, H., Umland, K., Litke, E., & Kapitula, L. (2012). Teacher Quality and Quality Teaching: Examining the Relationship of a Teacher Assessment to Practice. American Journal of Education,118(4), 489-519. doi:10.1086/666380

Jackson, C. (2014). Teacher Quality at the High School Level: The Importance of Accounting for Tracks. Journal of Labor Economics,32(4), 645-684. doi:10.1086/676017

Kinsler, J. (2012). Beyond Levels and Growth: Estimating Teacher Value-Added and its Persistence. The Journal of Human Resources, 47(3), 722-753. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/23214408

Lai, F., Sadoulet, E., & De Janvry, A. (2011). The Contributions of School Quality and Teacher Qualifications to Student Performance: Evidence from a Natural Experiment in Beijing Middle Schools. The Journal of Human Resources, 46(1), 123-153. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/25764806

Looney, J. (2011). Developing High-Quality Teachers: Teacher evaluation for improvement. European Journal of Education,46(4), 440-455. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/41343393

Luschei, T. (2012). In Search of Good Teachers: Patterns of Teacher Quality in Two Mexican States. Comparative Education Review, 56(1), 69-97. doi:10.1086/661508