Main Article Content
Abstract
PT. X (pemasok) merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang furniture rotan sintetik. PT. X memiliki permasalahan mengenai pengelolaan persediaan dengan distributornya (pembeli). PT. X tidak menggunakan pendekatan sistem apapun untuk mengelola persediaannya saat ini, begitu pula yang dilakukan oleh distributornya. Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan pada jaringan supply chain karena setiap pelaku bisnis tersebut hanya memikirkan sistem pengelolaan persediaan yang paling menguntungkan bagi dirinya sendiri. Hal ini sangat penting karena dalam suatu jaringan supply chain, keoptimalan pasokan produk pada salah satu pihak belum tentu menjadi optimal bagi pihak yang lain. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah pada biaya produksi, penentuan jumlah cadangan produk (stock), dan waktu pasokan produk dari jaringan supply chain tersebut sehingga solusi terbaik demi keuntungan bersama akan sulit tercapai. Model Joint Economic Lot Size (JELS) mengintegrasikan pengelolaan persediaan dalam supply chain, Pada model ini pemasok atau produsen akan memproduksi sesuai dengan permintaan pembeli atau konsumen dari permintaannya yang tidak menentu dan hanya berupa kisaran jumlah atau stokastik dengan mempertimbangkan variabel lead time. Perusahaan melakukan pengiriman barang sesuai dengan permintaan konsumen sehingga biaya persediaan hanya optimal bagi salah satu pihak. Besarnya penghematan yang dapat dihasilkan dari metode JELS adalah sebesar 0,51% per tahun.