Main Article Content
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi prosess pengendalian kualitas part Leg Prop Stand XE di PT Trimitra Marganda Unggul Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk mengetahui apa saja penyebab kecacatan yang terjadi pada produk yang di produksi dan kemudian dari hasil yang diperoleh dapat menjadi acuan untuk perbaikan kualitas terhadap produk yang di produksi. Metode Statistic Quality Control atau sering disebut seven tools yang dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan dengan cara bertanya kepada karyawan, dan melihat data-data perusahaan. Metode pengendalian kualitas statistik biasa menggunakan tujuh alat atau yang dikenal dengan istilah seven tools antara lain adalah: check sheet, p-chart, paretto diagram, fishbone diagram, histogram, scatter diagram, dan diagram alir. Hasil dari checksheet menunjukan bahwa dalam 12 bulan ada tiga jenis kecacatan yaitu : burry adalah ketika masih ada sisa potongan pata part dengan jumlah cacat 232 produk, baret adalah ketika part selesai diproses tapi ada goresan dan dalam cacat ini berjumlah 160 produk, jenis cacat pecah adalah ketika part selesai diproses namun terdapat retakan dan pada jenis ini terdapat 31 produk yang cacat. Berdasarkan gambar pada peta kendali, dapat dilihat bahwa proses produksi Leg Prop Stand XE 12 titik berada didalam kendali yaitu: titik 1 (0,1068), titik 2 (0,0967), titik 3 (0,1304), titik 4 (0,1401), titik 5 (0,1455), titik 6 (0,1083), titik 7
(0,1000), titik 8 (0,1231), titik 9 (0,1049), titik 10 (0,1373), titik 11 (0,0967), dan titik 12 (0,0900). sehingga bisa dikatakan bahwa proses terkendali. Dari gambar diagram pareto dalam periode 12 bulan menunjukan jenis kerusakan yang sering terjadi adalah masalah Burry dengan jumlah kerusakan sebanyak 232 produk atau 54,85%. Selanjutnya jenis kerusakan yang sering terjadi kedua yaitu Baret dengan jumlah kerusakan 160 produk atau 37,83%. Selanjutnya jenis kerusakan yang terakhir yaitu Pecah dengan jumlah kerusakan 31 produk atau 7,33%. Diagram scatter menunjukan korelasi positif antara jumlah dan cacat produk dengan nilai R² = 0,3977. Dari diagram fishbone diketahui faktor penyebab cacat antara lain: manusia yaitu operator yang lalai akan work intruction, mesin yang kurang perawatan, material karat karena gudang yang lembab, burry karena dies atau cetakan aus, baret karena ada sisa-sisa potongan yang lupa dibersihkan, dan pecah karena operator lupa menambahkan minyak ketika part diproses.